Lamborghini Huracán LP 610-4 t

a1pulsa xtsel a1kios ®

CURAHDAMI-BONDOWOSO-JATIM
translate in english=terjemahan dalam bahasa inggrisBEBERAPA POLA/SISTEM PENANAMAN 1. Tumpang sari (intercropping), melakukan penanaman lebih dari tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umurseperti jagung, ketela pohon, padi gogo.Pada dasarnya adalah menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan. Sistem ini mengurangi pengeluaran petani untuk biaya pengolahan lahan serta meningkatkan hasil panen berlipat ganda.sistem tanamsari tak jauh beda dengan pengolahan lahan biasa. Namun, petani perlu menjadwal waktu tanam jenis-jenis tanaman yang akan dibudidayakan secara teliti.Maka, petani perlu memahami sifat-sifat masing-masing jenis tanaman terlebih dahulu untuk membuat jadwal tanamnya. 2. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu. 3. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang. TEHNIK PENANAMAN penentuan pola tanaman yang bisa diterapkan (1) tumpang sari (intercropping) : dengan melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda), contoh: jagung dan kedelai dsb, (2) tumpang gilir (multple cropping) : dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapatkan keuntungan maksimum, contoh : jagung muda, padi gogo, kedelai dan kacang tanah dll., (3) tanaman bersisipan (relay cropping) : dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda, contoh : jagung disisipkan dengan kacang tanah, (4) tanaman khusus hanya satu jenis saja untuk meningkatkan produksi. SISTEM IRIGASI TETES Sistem irigasi adalah salah satu terobosan yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi dalam aplikasi dan suplai air yang diletakkan di zonaperakaran tanaman holtikultura. Aplikasi teknologi "DIS atau SIT" ini sudah dimanfaatkan sejak lama di negara-negara pertanianmodern beriklim tropis dan subtropis seperti India, Brasil, Israel, Cina, Filipina, Thailand dsb dalam teknologi pertanian berskala besar dan modern. Kata Kunci : Sistem irigasi tetes, Drip irrigation system (DIS), teknologi, holtikultura,sehingga mampu meningkatkan "income" dan memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat memang membutuhkan konsep pemikiran yang cemerlang terutama dapat beradaptasi terhadap perkembangan sains, teknologi dan industri masa kini secara kontinu. Sehingga mampu bersaing pada level global . serangkaian metode irigasi yang dirancang untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya air yang terbatas Produktivitas air mengacu kepada berapa banyak panen yang diproduksi untuk input air sejumlah tertentu. Secara umum mekanisme aplikasi DIS adalah air dialirkan dari sumber air baik dari aliran pipa secara alami (air pegunungan, perbukiatan) maupun menggunakan mesin pompa kemudian ditampung didalam bak penampungan yang berada didekat lahan. Aliran dari sumber air dialirkan melalui pipa utama (main line atau submain line) yang menggunakan pipa PVC dengan ukuran disesuaikan kebutuhan menuju bak penampungan (tangki air, drum dsb) kemudian baru diteruskan ke pipa lateral (pipa emitter ) yang terbuat dari polyethylene atau pipa PE. Kemudian kontrol debit air dapat secara manual atau secara otomatis untuk pengujian kenerja sistem irigasi sehingga tingkat keseragaman tetesan untuk setiap tanaman. Dalam perancangan sistem irigasitetes banyak pertimbangan disain yang harus diperlukan adalah : kondisi iklim, tekstur danstruktur tanah, jenis tanaman, kualitas dan kuantitas sumber air. Tahap pertama adalah melakukan perhitungan kebutuhan air tanaman berdasarkan iklim yang ada. Tahap selanjutnya adalah melakukan seleksi komponen komponen sistem irigasi tetes yang akan dibuat berdasarkan perhitungan kebutuhan air tanaman kemudian dirancang suatu jadwal tanam yang tepat. Perancangan ini meliputi perancangan layout jaringan perpipaan beserta pompa air, perancangan kalender tanam dan pola tanam, perhitungan kebutuhan air irigasi pada tingkat tanaman (modulus irigasi), perhitungan maksimum internal irigasi, perhitungan maksimum lama penyiraman, perhitungan kebutuhan debit dan daya pompa untuk operasional sistem tersebut. Dalam perhitungan Reference Crop Evapotranspiration (ETO) dengan menggunakan metode Blaney-Criddle. Untuk mengetahui jarak optimal penempatan pompa air untuk tujuan irigasi sistem tetes pada sumur pompa yang satu dengan yang lainnya pada luas lahan yang sama, digunakan pendekatan persamaan aliran air kedalam sumur dengan kondisi aliran air yang tetap pada aquifer phreatic dan semi-tertekan. Pola aplikasi Drip Irrigation System bila dilaksanakan secara berlanjut dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan produksi serta efesiensi biaya pupuk, pengolahan tanah, tenaga kerja proses budidaya, dll. Hasil panen yang sama jika diperoleh denganinput air yang lebih sedikit dari biasanya bisa dikatakan meningkatkan produktivitas air. penigkatan produktivitas air dalam suatu sistem irigasi tetes secara konjungtif pastinya perlu dukungan dan sinergi lintas pengetahuan fisiologi tanaman, agroteknologi dan keteknikan pertanian Dari berbagai sumber By: echo w
Total pengunjung : 2685
Gitu aja kok repot >> " 0rang pintar membuat sesuatu yg sederhana menjadi rumit.0rang idiot membuat sesuatu yg rumit menjadi sederhana " [ Gusdur ] Created By

ECHO W a"c © BONDOWOSO 2006

total /2011: 143___> Online : 1___> kLIK IKLAN HARIAN Rp2ooo/hari >>